Sewindu Sudah Lamanya Waktu…..(Part II)  

Sunday, April 19, 2009

Cerita ini tetep fiktif belaka, kesamamaan kisah tetep direkayasa, kesamaan nama tetep disengaja…..
--------------------------------------------------------------------------------------

Pergi dari rumah, tak lagi ada tempatku berlindung. Masuk keluar kampung disambut rumah yang suwung. Menenteng karung menjalani hidup sebagai pemulung, sekedar mencari seonggok nasi tuk ngisi perut yang kembung.

Recehan dari per-kilo sampah tak sanggup meredam hati yang gundah. Caci maki berpadu sumpah serapah karena warga berprasangka salah. Ku didakwa maling berkedok pengais sampah.

Kujalani penggalan kisah sebagai pengemis, menengadahkan tangan di prapatan bang jo kota katropolis. Tak peduli dengan terpaan gerimis, ku hampiri mobil2 klimis, barang-kali dapat senyum manis sambil nyari uang receh dari kantong mereka yang tak pernah tipis. Ternyata……..”Dasar kucing amis…!” hardik mereka dengan bengis. Ku berlari bagai kebelet pipis membawa kepingan hati yang teriris. “Ku hanya sekedar berupaya agar puasaku tak lebih dari senin-kemis..!!!”

Tak tahan ku hijrah ke terminal, bergelut peluh bersama penyamun dan para begundal, bercumbu dengan pelacur binal tuk mengusir dingin di tepi kanal. Akankah hidupku terus begini…? Inikah keinginan hati nurani…?

Di antara denting gelas ciu campur fanta, ku tertawa hampa………lelehan air mata mengantarku ke relung kerinduan yang teramat dalam……

Emak……Bapak……maafkan anakmu……..

Vitri - Rampadan…..mas rindu kalian……

Neng Aia……sudikah engkau menunggu? Sanggupkah engkau menampik pinangan Den Surya demi keagungan cinta kita yang begitu essential……??? Tumbuh suburkah bibit kasih yang tlah tertanam dulu…..???

“Sewindu sudah lamanya waktu, ku tinggalkan tanah kelahiranku………..
……..Ku ingin kembali mungkinkah mereka mau terima…….Rinduku……..”


Inspirated by Bang Iwan Fals


AddThis Social Bookmark Button
Email this post

35 comments: to “ Sewindu Sudah Lamanya Waktu…..(Part II)

Post a Comment

Design by Amanda @ Blogger Buster