Masih ada di sini  

Tuesday, November 13, 2012

10 hari yang lalu. Ku rogoh kantong, selembar 50ribuan untuk nebus air mineral, snack seharga 6ribu. Diulurkan segepok uang kembalian, lembaran lusuh "Empat Puluh Empat Ribu" ku dengar jelas suara tegas mbak2 penjaga warung di tepian jalan itu. Bermaksud merapikan, sembari hitung, "Ini tiga puluh empat ribu mbak". "O,ya" sahutnya datar. Sambil mengulurkan 1 lembar 10rb-an. Sebegitu percayakah dia padaku? Tak perlu hitung ulang? Atau.....?

Kemarin malam sehabis hujan. Si Merah merengek, bensin tiris. Hampir habis. Mampir pom bensin. Isi full tank. 12.720 rupiah tertera di layar mini, penunjuk nominal yg harus dibayarkan (13rb pembulatan). Mbak2 petugas pom membolak-balik gepokan uang ditangan nyari kembalian ketika ke serahkan 1 lembar 10rb-an dan 5rb-an. Gak ada dua ribuan atau sekedar seribuan di tangannya. "Gak usah mbak" kataku sambil mlintir gas. "Bentar2 pak.." Kata itu mbak sambil bergegas berlari menghampiri petugas lain. Kuperhatikan wajahnya, yang sekali menoleh, ada perasaan bersalah di sana. 2rb-an diserahkan sebagai kembalian. "Maaf pak...."

Dunia ini belum kehilangan orang jujur dan yang tak mau terima yang bukan haknya. Aku malu.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

AddThis Social Bookmark Button
Email this post

3 comments: to “ Masih ada di sini

Post a Comment

Design by Amanda @ Blogger Buster